Sabtu, 04 Maret 2017

Fungsi Topeng Nusantara


TOPENG


            Topeng dikenal di beberapa suku bangsa di Indonesia karena ragam, bentuk, dan fungsinya. Topeng merupakan hasil budaya yang mungkin sama umumnya dengan tradisi para pembuatnya.
            Secara umum, topeng dapat diartikan sebagai tiruan wajah, terbuat dari bahan tipis dan dapat digambarkan sebagai “pemalsuan” diri. Pribadi seseorang dapat digambarkan melalui lambing rupa yang terpusat pada wajah. Setiap guratan, setiap sifat yang ditampilkan, diperhitungkan agar menampilkan seluruh sifat dan pribadi sosok yang diwakilinya.
            Fungsi budaya topeng meliputi segi keagamaan dan kesenian.
-     Fungsi topeng dilihat dari segi keagamaan merupakan sebagai sarana pelambang untuk mewujudkan konsep-konsep agama, terutama yang berhubungan dengan kekuatan gaib tertentu.
-         Fungsi topeng dilihat dari segi kesenian dan sifat-sifat serta konsep-konsep budaya tertentu digambarkan melalui bentuk-bentuk rupa yang terencana. Topeng di berbagai suku bangsa Indonesia pada mulanya mempunyai fungsi keagamaan dan baru kemudian mempunyai tujuan keindahan.
Topeng di Indonesia muncul dalam tiga ukuran, yaitu kecil, seukuran wajah (besar dan lebih besar dari wajah), dan barang yang mewakili makhluk dongeng yang besar dan menutupi seluruh tubuh, Topeng dapat berbentuk alamiah atau sangat aneh.
Topeng sebagai lambing nenek moyang dapat digunakan untuk memanggil roh leluhur. Topeng-topeng tersebut dilihat sebagai sebuah tanda kehadiran leluhur. Kaitan antara manusia dan dunia gaib melalui topeng biasanya bersifat sementara dan hanya terjadi pada waktu yang dianggap suci. Dalam tari Hudoq dari Kalimantan Timur, misalnya topeng yang seram dan besar mewakili kekuatan gaib dikenakan untuk menghalau hama tanaman yang merusak.
Topeng tidak hanya digunakan sebagai penghubung dengan leluhur, tetapi juga digunakan untuk menarik kekuatan gaib sebagai penolong. Topeng tersebut adalah topeng upacara. Topeng upacara merupakan sebuah objek perantara yang dapat menghantarkan kekuatan gaib dan dihidupkan dengan cara memerankannya.
Pertunjukkan-pertunjukkan dengan topeng upacara menghadirkan citra dari masa lalu ke masa kini. Proses ini disebur reaktualisasi. Waktu sekuler dihentikan dan masa mitologis purba dihadirkan saat ini.
Jenis topeng memiliki wajah yang berbeda. Perwatakan topeng sesuai dengan yang digunakan dalam drama tari. Ketika topeng digunakan dalam drama tari dalam pergelaran cerita Ramayana, Mahabharata, Panji, dan cerita sejarah, perwatakan menjadi lebih rumit. Untuk cerita bukan sejarah, topeng diukir meniru sistem penggolongan wajah tokoh wayang kulit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar