Tumbuhan Lumut (Bryophyta)
Lumut termasuk
tumbuhan kormofita (berkormus), karena ada sebagian lumut yang memiliki batang
dan daun sejati, namun tidak memiliki akar sejati. Dikatakan berbatang dan
berdaun sejati karena strukturnya (secara anatomi) mirip dengan batang dan daun
tumbuhan berbiji. Sedangkan akarnya masih berbentuk rizoid (akar semu). Karena
itu ada sebagian ahli yang masih memasukkan lumut ke dalam Thallophyta. Namun
ada pula yang memasukkan tumbuhan lumut sebagai tumbuhan peralihan dari
Thallophyta ke Kormofita.
Akar lumut (rizoid)
merupakan seeretan sel-sel parenkim yang tidak memiliki berkas pengangkut
seperti pada paku-pakuan dan tumbuhan berbiji. Rizoid berfungsi untuk melekat
pada substrat dan mengangkut air dan zat-zat hara ke seluruh bagian tubuh.
Adapun beberapa ciri lumut
secara umum antara lain ;
1.
Dapat
berfotosintesis, merupakan tumbuhan yang eukariotik dan multiseluler
2. Tidak memiliki akar, batang,
dan daun sejati (talus)
3. Struktur tubuhnya
masih sederhana sehingga tidak memiliki berkas pembuluh angkut (xylem dan
floem)
4. Lumut umumnya
merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja.
5. Ukuran tinggi tubuh ±
20 cm.
6. Mengalami pergiliran
keturunan (dari gametofit ke sporofit) disebut metagenesis
7. Reproduksi secara generatif
dan vegetatif (spora)
8. Habitatnya di
berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit (organisme
yang hidup menempel pada tumbuhan lain). Jika pada hutan banyak pohon epifit
maka hutan demikian disebut hutan lumut
9. Tumbuhan lumut
berwarna hijau karena mempunyai plastida yang menghasilkan klorofil a dan b sehingga
lumut bersifat autotrof
10. Tumbuhan lumut
merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (talofita) dengan tumbuhan
berkormus (kormofita). Karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati
11. Lumutmelekat dengan
perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid berbentuk seperti benang /rambut untuk
melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air dan garam-garam mineral
12. Dinding sel lumut
terdiri dari selulosa
13. Spora lumut tumbuh
dan berkembang menjadi protonema (filament yang berwarna hijau)
14. Kromosom tumbuhan
lumut bersifat haploid
15. Batang dan daun tegak
pada lumut memiliki susunan yang berbeda
16. Lapisan lumut yang
tebal dipermukaan batang dapat membantu menangkap dan menyimpan air serta
menjaga kelembaban hutan
Reproduksi Lumut
Pada lumut terjadi
reproduksi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). Berikut di
bawah ini penjelasan mengenai kedua jenis reproduksi tersebut.
1)
Reproduksi vegetatif
Dalam kegiatan
reproduksi ini, spora dihasilkan oleh pembelahan yang terjadi dalam sporangium
lumut sporofit (sporogonium). Spora yang dihasilkan sporofit adalah spora
haploid yang kemudian tumbuh menjadi protonema, kemudian tumbuh menjadi
gametofit haploid (n).
Perkembangbiakan
secara vegetatif dapat terjadi dengan banyak cara, antara lain :
1.
Membentuk
tunas pada pangkal batang dan selanjutnya tunas terlepas dan berkembang menjadi
individu baru,
2. Membentuk stolon,
3. Batang lumut yang
bercabang-cabang mati, lalu cabangnya tumbuh dan berkembang menjadi individu
baru,
4. Protonema primer
membentuk individu baru,
5. Protonema putus-putus
menjadi banyak protonema, dan
6. Membentuk kuncup
2)
Reproduksi generatif
Terjadi dengan adanya
penyatuan gamet jantan (spermatozoid) dan gamet betina (ovum). Spermatozoid
bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid
kemudian bertemu dan membuahi ovum (fertilisasi). Pembuahan menghasilkan zigot
yang diploid. Zigot membelah menjadi embrio yang kemudian tumbuh menjadi
sporofit yang diploid (2n).
Tabel perbedaan
sporofit dan gametofit
Generasi gametofit
|
Generasi sporofit
|
Fase haploid
|
Fase
diploid
|
Terdiri dari spora yang membentuk tubuh
multiseluler yang terbentuk dari zigot
|
Terdiri
dari struktur hijau, organ kelamin dan gamet
|
Menghasilkan gamet melalui mitosis
|
Menghasilkan
spora melalui mitosis
|
Hidup bebas
|
Tergantung
pada gametofit
|
Fasenya dominan
|
Fasenya
pendek
|
Di dalam proses
terjadinya reproduksi pada lumut, reproduksi vegetatif dan generatif
berlangsung secara bergantian melalui suatu pergiliran keturunan yang disebut metagenesis. Reproduksi
vegetatifnya dengan spora haploid yang dibentuk dalam sporofit, sedangkan reproduksi
generatifnya dengan membentuk gamet – gamet, baik gamet jantan maupun gamet
betina yang dibentuk dalam gametofit.
Adapun dua macam
gametangium, yaitu sebagai berikut:
1.
Arkegonium adalah gametangium
betina yang bentuknya seperti botol dengan bagian lebar yang disebut perut,
bagian yang sempit disebut leher.
2. Anteredium adalah gametangium jantan yang berbentuk
bulat seperti gada. Dinding anteredium terdiri dari selapis sel yang mandul dan
didalamnya terdapat sejumlah sel induk spermatozoid.
Berikut di bawah ini adalah tabel
perbedaan anteridium dan arkegonium
Berdasarkan
|
Anteridium
|
Arkegonium
|
Fungsi
|
Organ jantan
|
Organ betina
|
Bentuk
|
Berbentuk seperti tongkat
|
Berbentuk seperti botol
|
Lapisan Pelindung
|
Tidak memiliki
lapisan pelindung
|
Memiliki sel-sel
pelindung yang melindungi sel telur yang terbentuk di dalamnya
|
Jumlah gamet
|
Menghasilkan sejumlah gamet jantan
berflagela (sel sperma)
|
Menghasilkan satu gamet betina berukuran besar
(sel telur)
|
Kegiatan gamet
|
Gamet jantan
dilepaskan dari anteridium
|
Gamet betina
melekat pada arkegonium
|
Jika anteredium dan
arkegonium berada dalam satu individu, tumbuhan lumut disebut berumah satu (monoesis) dan jika dalam
satu individu hanya terdapat anteredium atau arkegonium saja disebut berumah dua (diesis).
Pada lumut hati,
reproduksi secara vegetatif (aseksual) juga dapat dilakukan dengan
pembentukan gemmae cup (piala tunas) dan fragmentasi (pemutusan
sebagian tubuhnya). Sementara reproduksi generatif terjadi melalui fertilisasi
ovum oleh spermatozoid yang menghasilkan zigot. Zigot tersebut akan tumbuh
menjadi sporofit. Sporofit berumur pendek; sekitar 3 – 6 bulan.
Daur
Hidup Lumut
Gambar di atas
merupakan skema metagenesis dimana lumut mengalami pergiliran keturunan
(metagenesis) antara generasi gametofit yang berkromosom haploid (n) dengan
generasi sporofit yang berkromosom diploid (2n). Bentuk gametofit lebih sering
kita temukan karena gametofit lebih dominan dan memiliki masa hidup yang lebih
lama daripada bentuk sporofit. Metagenesis pada siklus hidup lumut daun dapat digambarkan
sebagai berikut.
1.
Spora
berkromosom haploid (n) yang jatuh di habitat yang cocok akan berkecambah,
sel-selnya membelah secara mitosis, dan tumbuh menjadi protonema yang haploid
(n).
2. Protonema akan tumbuh
menjadi gametofit (tumbuhan lumut) jantan dan betina yang haploid (n).
3. Tumbuhan lumut yang
sudah dewasa akan membentuk alat kelamin jantan (anteridium) dan alat kelamin
betina (arkegonium).
4. Anteridium
menghasilkan spermatozoid berflagel yang berkromosom haploid (n). Arkegonium
menghasilkan ovum yang berkromosom haploid (n). Ovum memproduksi zat gula dan
protein yang merangsang pergerakan spermatozoid menuju ovum. Pergerakan
spermatozoid disebut kemotaksis.
5. Fertilisasi ovum oleh
spermatozoid menghasilkan zigot yang berkromosom diploid (2n).
6. Zigot mengalami
pembelahan secara mitosis dan tumbuh menjadi embrio (2n).
7. Embrio tumbuh menjadi
sporofit yang diploid (2n).
8. Sporofit akan
membentuk sporogonium (2n) yang memiliki kotak spora (sporangium).
9. Di dalam kotak spora
terdapat sel induk spora diploid (2n) yang akan membelah secara meiosis dan
menghasilkan spora-spora yang haploid (n).
Berikut di bawah ini adalalah jenis – jenis lumut yang ada di muka bumi
yang dapat bereproduksi dan menjadi salah satu objek pengamatan biologi antara
lain;
1. Lumut daun (Bryopsida)
Ø Struktur tubuh lumut
daun
Ø Habitat/tempat hidup
lumut daun
Lumut daun dapat tumbuh di tanah-tanah gundul yang
secara periodik mengalami kekeringan, di atas pasir bergerak, di antara
rumput-rumput, di atas batu cadas, batang pohon, di rawa-rawa, dan sedikit yang
terdapat di dalam air.
Ø Karakteristik/ciri –
ciri lumut daun
-
Akarnya belum berupa akar, masih berupa rhizoid
-
Fase dominannya adalah fase gametofit
-
Spora terdiri 2 lapisan, yaitu endospora dan
eksospora, habitatnya pada tempat lembab
-
Sporofitnya terdiri dari bagian seta, apofisis,
vaginula, kolumela, dan kaliptra.
-
Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur pendek,
dan hidup tergantung pada gametofit
-
Reproduksi vegetatif dengan spora, generatif dengan
arkegonium yang menghasilkan ovum dan anteridium yang menghasilkan spermatozoid
Ø Contoh lumut daun
-
Andreaea petrophila
-
A. rupestris
-
Sphagnum fimbriatum
-
S. squarrosum
-
S. acutifolium
-
Polytrichum commune
-
Hypnodendron reinwardtii
-
Mniodendron divaricatum
-
Pogonatum cirrhatum
-
Georgia pellucida
Ø Manfaat lumut daun
-
Dapat mengurangi efek rumah kaca
-
Membantu proses terbentuknya tanah gambut
-
Bisa menjadi bahan bakar dan pupuk
Ø Reproduksi dan siklus
hidup lumut daun
Reproduksi vegetatif berlangsung dengan pembebasan
spora dari kapsul, sebagai hasil dari pembelahan sel induk spora secara meiosis
yang menghasilkan empat spora atau tetraspora. Jika sporogonium (sporofit)
telah masak, kaliptra dan operkulumnya lepas dan jatuh. Jika udara disekitarnya
kering, gigi-gigi peristom akan menggulung keluar sehingga spora dapat keluar,
dan akan diterbangkan oleh angin. Jika spora jatuh ditempat yang sesuai, spora
akan tumbuh menjadi protonema yang berbentuk seperti benang.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara
generasi haploid dengan diploid. Sporofit pada umumnya lebih kecil, berumur
pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
2. Lumut hati
(Hepaticopsida)
Ø Struktur tubuh lumut
hati
Ø Habitat/tempat hidup
lumut hati
Menempel di bebatuan, tanah, atau dinding tua yang lembap
Ø Karakteristik/ciri –
ciri lumut hati
-
Tubuhnya berupa talus, berakar rhizoid
-
Ditemukan di tempat-tempat lembap
-
Gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium
yang berbentuk seperti payung
-
Berkembangbiak secara generatif (oogami) dan secara
vegetatif (fragmentasi, tunas, kuncup eram)
-
Tidak memiliki jaringan meristematik, sehingga
sporofit pertumbuhannya terbatas
Ø Contoh lumut hati
-
Haplomitrium sp.
-
Marchantia polymorpha
-
Monoclea forsterii
-
Sphaerocarpos texanus
-
Riccardia chamaedryfolia
-
Pellia endivifolia
-
Scapania nemorosa
-
Jungermannia sp.
Ø Manfaat lumut hati
-
Menahan erosi
-
Obat-obatan = Marchantia polymorpha (obat radang
hati)
Ø Reproduksi dan siklus
hidup lumut hati
Siklus
hidup lumut ini mirip dengan lumut daun yaitu dengan fase haploid dan diploid. Di dalam spongaria terdapat sel yang
berbentuk gulungan disebut elatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka,
sehingga membantu memencarkan spora. Lumut
ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara vegetatif dengan sel yang
disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit.
3. Lumut tanduk (Anthocerotopsida)
Ø Struktur tubuh lumut
tanduk
Ø Habitat/tempat hidup
lumut tanduk
Lumut
tanduk sering dijumpai hidup di tepi danau, sungai atau di sepanjang selokan.
Ø Karakteristik/ciri –
ciri lumut tanduk
-
Bangsa ini hanya memuat beberapa marga yang
dimasukkan dalam satu golongan saja, yaitu suku
-
Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan
tepi bertoreh
-
Sel-selnya hanya mempunyai satu kloroplas hanya
mempunyai satu kloroplas dengan satu pirenoid besar
-
Pada sisi bawah talus terdapat stoma denga 2 sel
penutup berbentuk ginjal.
-
Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk
sebagai rhizoid, melekat pada talus gametofitnya
-
Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti
tanduk
-
Berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut
ini berkerabatan paling dekat dengan tumbuhan berpembuluh (vaskuler) dibanding
dari kelas lain pada tumbuhan lumut
-
Tubuhnya mirip lumut hati, tetapi berbeda pada
sporofitnya. Sporofit pada lumut ini membentuk kapsul memanjang yang tumbuh
seperti tanduk
-
Habitatnya di daerah yang mempunyai kelembaban
tinggi
-
Arkespora juga menghasilkan sel-sel mandul yang
disebut elatera
-
Keunikan lumut tanduk dibandingkan lumut lain yaitu
masaknya kapsul spora pada sporogonium tidak bersamaan, melainkan dimulai dari
atas dan berturut-turut sampai bagian bawah
-
Dinding sporogonium mempunyai stoma dengan dua sel
penutup
-
Anthocerotales terdiri dari satu suku, yaitu
Anthocerotaceae
Ø Contoh lumut tanduk
-
Phaeoceros laevis
-
Anthoceros fusiformis
-
Notothylas valvata
Ø Manfaat lumut tanduk
-
Membantu tanaman lain untuk berkembang
-
Mampu membersihkan pulusi udara
-
Sebagai hortikultura
-
Penangkal hama dan serangga
-
Pendeteksi mineral dalam tanah
-
Penyubur tanah
Ø Reproduksi dan siklus
hidup lumut tanduk
Secara
generatif, dengan membentuk anteridium dan arkegonium. Anteridium dan
arkegonium terkumpul pada suatu lekukan pada sisi atas talus. Zigot
mula-mula membelah menjadi dua sel dengan satu dinding pisah melintang. Sel
diatas terus membelah yang merupakan sporogonium yang diikuti oleh sel bagian
bawah yang membelah terus menerus membentuk kaki yang berfungsi sebagai alat
penghisap. Bila sporogenium masak maka akan pecah seperti buah polongan,
dan menghasilkan jaringan yang terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul
yang dinamakan kolumela. Sel-sel mandul ini diselubungi oleh
sel jaringan yang kemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar