Sabtu, 04 Maret 2017

Unsur Kebahasaan : Rujukan Kata, Kelompok Kata, Konjungsi, Kt. Baku&Tdk Baku, Kt. Leksikal, Kalimat Tunggal&Majemuk


UNSUR KEBAHASAAN


(1)              Rujukan Kata
Rujukan kata yaitu kata yang merujuk pada kata lain yang berkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (gata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk).
Kata rujukan gilongkan atas :
a.      Rujukan benda atau hal       : ini, itu, tersebut
Contoh :
-         Kota Bandung sangat bersih. Kota ini banyak yang didatangi turis.
Penjelasan : Kata “ini” merujuk pada “Kota Bandung”.
b.      Rujukan tempat                    : di sini, di situ, di sana
-         Ibu sedang belanja ke Pasar Panorama. Disana, ibu membeli ikan.
Penjelasan : Kata “disana” merujuk ke “Pasar Panorama”.
c.       Rujukan kepada orang         : dia, ia, mereka, beliau
-         Sule adalah idola saya. Dia seorang pelawak yang berbakat.
Penjelasan : Kata “dia” merujuk pada “Sule”.

(2)             Kelompok Kata (Frasa)
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif dan hanya menjadi satu makna gramatikal. Berikut pembagiannya;
a.      Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda. Dapat berfungsi menggantikan kata benda. Contoh : buku tulis, lemari baju.
b.      Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja. Dapat berfungsi menggantikan kata kerja dalam kalimat. Contoh : sedang belajar, akan datang, belum mucul, baru menyadari, tidak mandi.
c.       Frasa adjektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat. Contoh : cukum pintar, gagah rupawan, hitam manis, putih mencolok
d.      Frasa proposional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan. Contoh : di rumah, dari Bandung, ke pantai

(3)             Kata Berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat awalan (prefiks), akhiran (sufiks), dan sisipan (infiks)
Contoh :
-         Prefiks      : me+baca                  = membaca
-         Sufiks       : lingkung+an                        = lingkungan
-         Infiks        : me+kata+kan          = mengatakan

(4)            Kata Hubung (Konjungsi)
Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.

Fungsi konjungsi
a.      Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.
b.      Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:
a.     Konjungsi Intrakalimat
Konjungsi intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, klausa dengan klausa, dan frasa dengan frasa, dibedakan menjadi;
-         Konjungsi Koordinatif
Konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih tetapi memiliki sintaksis yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, pdahal.
-         Konjungsi Subordinatif
Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau lebih, tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama, diantaranya yaitu : ketika, jika, andai, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa.

b.     Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain. Kalimat ini selalu memulai kalimat baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Konjungsi ini digolongkan menjadi;
-         Konjungsi pertentangan        : Akan tetapi, namun, kecuali itu
-         Konjungsi akibat                     : Oleh karena itu, oleh sebab itu
-         Konjungsi kelanjutan waktu: Kemudian, lalu, setelah itu
-         Konjungsi konsekuensi         : Dengan demikian
-         Konjungsi pra-waktu              : Sebelum itu
-         Konjungsi keadaan                 : Sebenarnya, sesungguhnya, bahwasanya
-         Konjungsi kebalikan              : Sebaliknya
-         Konjungsi menguatkan         : Malahan, bahkan
-         Konjungsi kesediaan              : Biarpun begitu, walaupun demikian

(5)             Kata Baku dan Tidak Baku
Perbedaannya berada pada pencantuman di KBBI. Kata baku jelas tercantum di KBBI dan secara sah difungsikan dalam komunikasi, memiliki arti jelas, dan dapat diterjamahkan secara internasional sedangkan kata tidak baku hanya berlaku dalam komunikasi sederhana di sebuah lingkungan saja.
No.
Kata Baku
Kata Tidak Baku
1.
Aktif
Aktip
2.
Tidak
Engga
3.
Bicara
Ngomong
4.
Izin
Ijin
5.
Sistem
Sistim
6.
Membuat
Bikin
7.
Zaman
Jaman

(6)            Kata Leksikal
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:805) Leksikal adalah berkaitan dengan kata, berkaitan dengan leksem, berkaitan dengan kosa kata. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal adalah makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata.
a.     Nomina (Kata Benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya; gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya; perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.

b.     Verba (Kata Kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Dilihat dari bentuknya, verba dibedakan menjadi;
-         Verba dasar, merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, dll.
-         Verba turunan, merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena proses morfologis. Contohnya mendarat, melebur, berlayar, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, dll.

c.      Adjektiva (Kata Sifat)
Merupakan kata yang mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu. Contohnya senang, sedih, tampan, cantik, indah, jelek, luas, sempit, halus, kasar, tinggi, rendah, pendek, panjang, besar, kecil, sedang, dll.

d.     Adverbia (Kata Keterangan)
Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempay, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya ­di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dll.

(7)             Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu unsur Subjek dan Predikat saja. Namun, bisa juga diikuti dengan objek dan keterangan. Berdasarkan jenis predikatnya, kalimat tunggal terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a.     Kalimat Verbal
Kalimat tunggal verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh :
-         Budi          tidur               di kelas
   S                P                       K
b.     Kalimat Adjektival
Kalimat ini memiliki predikat yang berupa kata sifat
-         Dia            pintar
    S                P

(8)            Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih yang digabungkan ke dalam satu kalimat dengan menggunakan konjungsi atau kata penghubung.
a.     Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang sejajar atau sederajat. Kalimat ini biasanya dihubungkan dengan konjungsi seperti dan, lalu, kemudian, tetapi, atau, bahkan.

Rician klausa
Ayah membaca dan ibu menonton TV
Klausa 1                      Klausa 2

Contoh kalimat majemuk setara:
-         Budi pergi ke sekolah sedangkan Andi tinggal di rumah.
-         Budi anak yang pintar, tetapi kakaknya lebih pintar.
-         Angga tidak lulus ujian, karena dia tidak belajar.
-         Budi anak yang pintar, bahkan gurunya pun mengakuinya.
-         Setelah membersihkan pekarangan rumah, kemudian dia membakar sampah.

b.     Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang hubungannya tidak sejajar. Di dalam kalimat ini terdapat klausa yang berkedudukan sebagai induk kalimat dan anak kalimat. Konjungsi penghubung yang digunakan antara lain jika, ketika, walaupun, bahwa, bagaikan, sebab, sehingga, dan dengan.

Rincian klausa
Para petani pergi ketika matahari mulai terbit
induk kalimat                                   anak kalimat

Contoh kalimat majemuk bertingkat:
-         Aku sudah tertidur ketika ayahku pulang.
-         Jika aku menjadi juara kelas, Ayah akan memberikanku hadiah.
-         Walaupun dia sangat kaya, hidupnya sederhana
-         Aku terpeleset sehingga aku pun terjatuh di lantai
-         Aku sudah tahu bahwa aku pasti bisa menjadi juara lomba.

3 komentar: