UNSUR KEBAHASAAN
(1)
Rujukan
Kata
Rujukan
kata yaitu kata yang merujuk pada kata lain yang berkaitan. Rujukan kata
berhubungan dengan kata ganti (gata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk).
Kata
rujukan gilongkan atas :
a. Rujukan
benda atau hal : ini, itu, tersebut
Contoh
:
-
Kota Bandung sangat bersih. Kota ini banyak yang didatangi turis.
Penjelasan
: Kata “ini” merujuk pada “Kota Bandung”.
b. Rujukan
tempat : di sini, di
situ, di sana
-
Ibu sedang belanja ke Pasar Panorama. Disana, ibu membeli ikan.
Penjelasan
: Kata “disana” merujuk ke “Pasar Panorama”.
c. Rujukan
kepada orang : dia, ia, mereka,
beliau
-
Sule adalah idola saya. Dia seorang pelawak yang berbakat.
Penjelasan
: Kata “dia” merujuk pada “Sule”.
(2)
Kelompok
Kata (Frasa)
Frasa
adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif dan hanya
menjadi satu makna gramatikal. Berikut pembagiannya;
a. Frasa
nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda. Dapat
berfungsi menggantikan kata benda. Contoh : buku tulis, lemari baju.
b. Frasa
verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja. Dapat
berfungsi menggantikan kata kerja dalam kalimat. Contoh : sedang belajar, akan
datang, belum mucul, baru menyadari, tidak mandi.
c. Frasa
adjektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat. Contoh :
cukum pintar, gagah rupawan, hitam manis, putih mencolok
d. Frasa
proposional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan.
Contoh : di rumah, dari Bandung, ke pantai
(3)
Kata
Berimbuhan
Kata
berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat awalan (prefiks), akhiran (sufiks),
dan sisipan (infiks)
Contoh
:
-
Prefiks : me+baca =
membaca
-
Sufiks :
lingkung+an =
lingkungan
-
Infiks :
me+kata+kan = mengatakan
(4)
Kata
Hubung (Konjungsi)
Konjungsi
adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi
disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung.
Fungsi
konjungsi
a. Konjungsi
yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu
kalimat.
b. Konjungsi
yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Berdasarkan
fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua:
a.
Konjungsi
Intrakalimat
Konjungsi
intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata,
klausa dengan klausa, dan frasa dengan frasa, dibedakan menjadi;
-
Konjungsi
Koordinatif
Konjungsi
yang menghubungkan dua klausa atau lebih tetapi memiliki sintaksis yang sama,
diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau,
melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, pdahal.
-
Konjungsi
Subordinatif
Konjungsi
yang menghubungkan antara dua klausa atau lebih, tetapi memiliki sintaksis yang
tidak sama, diantaranya yaitu : ketika,
jika, andai, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai,
bahwa.
b.
Konjungsi
Antarkalimat
Konjungsi
antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan satu kalimat
dengan kalimat yang lain. Kalimat ini selalu memulai kalimat baru dan huruf
pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Konjungsi ini digolongkan menjadi;
-
Konjungsi
pertentangan :
Akan tetapi, namun, kecuali itu
-
Konjungsi
akibat :
Oleh karena itu, oleh sebab itu
-
Konjungsi
kelanjutan waktu:
Kemudian, lalu, setelah itu
-
Konjungsi
konsekuensi :
Dengan demikian
-
Konjungsi
pra-waktu : Sebelum itu
-
Konjungsi
keadaan :
Sebenarnya, sesungguhnya, bahwasanya
-
Konjungsi
kebalikan :
Sebaliknya
-
Konjungsi
menguatkan :
Malahan, bahkan
-
Konjungsi
kesediaan :
Biarpun begitu, walaupun demikian
(5)
Kata
Baku dan Tidak Baku
Perbedaannya
berada pada pencantuman di KBBI. Kata baku jelas tercantum di KBBI dan secara sah
difungsikan dalam komunikasi, memiliki arti jelas, dan dapat diterjamahkan
secara internasional sedangkan kata tidak baku hanya berlaku dalam komunikasi
sederhana di sebuah lingkungan saja.
No.
|
Kata Baku
|
Kata Tidak Baku
|
1.
|
Aktif
|
Aktip
|
2.
|
Tidak
|
Engga
|
3.
|
Bicara
|
Ngomong
|
4.
|
Izin
|
Ijin
|
5.
|
Sistem
|
Sistim
|
6.
|
Membuat
|
Bikin
|
7.
|
Zaman
|
Jaman
|
(6)
Kata
Leksikal
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:805) Leksikal adalah berkaitan dengan kata,
berkaitan dengan leksem, berkaitan dengan kosa kata. Jadi, dapat ditarik
kesimpulan bahwa Makna Leksikal adalah makna yang berkaitan dengan kata,
leksem, ataupun kosakata.
a.
Nomina
(Kata Benda)
Merupakan
kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat
berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang
berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya; gambar, meja, rumah, pisau. Nomina
turunan contohnya; perbuatan, pembelian,
kekuatan, dll.
b.
Verba
(Kata Kerja)
Merupakan
kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan
sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Dilihat dari
bentuknya, verba dibedakan menjadi;
-
Verba
dasar, merupakan verba yang belum mengalami proses
morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, dll.
-
Verba
turunan, merupakan verba yang telah mengalami
perubahan bentuk dasar karena proses morfologis. Contohnya mendarat, melebur, berlayar, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka,
dll.
c.
Adjektiva
(Kata Sifat)
Merupakan
kata yang mengungkapkan sifat atau keadaan sesuatu. Contohnya senang, sedih, tampan, cantik, indah, jelek,
luas, sempit, halus, kasar, tinggi, rendah, pendek, panjang, besar, kecil,
sedang, dll.
d.
Adverbia
(Kata Keterangan)
Merupakan
kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempay, waktu,
suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan,
memakai, berdiskusi, dll.
(7)
Kalimat
Tunggal
Kalimat
tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri dari satu unsur Subjek dan Predikat
saja. Namun, bisa juga diikuti dengan objek dan keterangan. Berdasarkan jenis
predikatnya, kalimat tunggal terdiri dari beberapa jenis yaitu:
a.
Kalimat
Verbal
Kalimat
tunggal verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
Contoh
:
-
Budi tidur di kelas
S P K
b.
Kalimat
Adjektival
Kalimat
ini memiliki predikat yang berupa kata sifat
-
Dia pintar
S P
(8)
Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk adalah
kalimat yang memiliki dua klausa atau lebih yang digabungkan ke dalam satu
kalimat dengan menggunakan konjungsi atau kata penghubung.
a.
Kalimat
Majemuk Setara
Kalimat majemuk
setara adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang sejajar atau sederajat. Kalimat
ini biasanya dihubungkan dengan konjungsi seperti dan, lalu, kemudian, tetapi, atau, bahkan.
Rician klausa
Ayah membaca dan ibu menonton TV
Klausa 1 Klausa 2
Contoh kalimat
majemuk setara:
-
Budi pergi ke sekolah sedangkan Andi
tinggal di rumah.
-
Budi anak yang pintar, tetapi kakaknya
lebih pintar.
-
Angga tidak lulus ujian, karena dia
tidak belajar.
-
Budi anak yang pintar, bahkan gurunya
pun mengakuinya.
-
Setelah membersihkan pekarangan rumah,
kemudian dia membakar sampah.
b.
Kalimat
Majemuk Bertingkat
Kalimat
majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki dua klausa yang hubungannya
tidak sejajar. Di dalam kalimat ini terdapat klausa yang berkedudukan sebagai
induk kalimat dan anak kalimat. Konjungsi penghubung yang digunakan antara lain
jika, ketika, walaupun, bahwa, bagaikan,
sebab, sehingga, dan dengan.
Rincian
klausa
Para petani pergi ketika matahari mulai terbit
induk
kalimat anak
kalimat
Contoh
kalimat majemuk bertingkat:
-
Aku sudah tertidur ketika ayahku
pulang.
-
Jika aku menjadi juara kelas, Ayah
akan memberikanku hadiah.
-
Walaupun dia sangat kaya, hidupnya
sederhana
-
Aku terpeleset sehingga aku pun
terjatuh di lantai
-
Aku sudah tahu bahwa aku pasti bisa
menjadi juara lomba.
Terimakasih Kak, sangat bermanfaat 👍
BalasHapusterima kasih kak
BalasHapusTerimakasih banyak kak
BalasHapus